Salah satu elemen paling 'nendang-pantat' dalam 'Kick-Ass' tak dapat disangkal lagi adalah penampilan Chloe Moretz yang berperan sebagai Hit-Girl, seorang gadis berusia 11 tahun yang tak segan-segan melontarkan F-words dan meledakkan kepala musuh2nya, siapa yang nggak pengen liat?? Jujur aja, emang dia daya tariknya hehe so ketika tersiar kabar kalo film ini akan dibuat sequelnya di tahun 2012, gue hanya mengerutkan jidat " jangan-jangan di sequelnya dia udah gede..nggak seru lagi dong.." haha
well, gue nggak akan membahas kontroversi tentang : 'bagaimana mungkin sebuah film tentang anak kecil yang meledakkan kepala orang lain nggak berdampak buruk untuk anak-anak?' semenjak ancaman dari aneka tontonan kekerasan lainnya dengan bebas ditayangin televisi swasta kita di jam-jam prime time.
Kenapa kita meresahkan kesadisan Hit-Girl dalam KickAss yang jelas-jelas berating 'R' ketika kita menyaksikan adik-adik kita bebas menonton 'Samurai-X' yang penuh muncratan darah itu? atau adegan tampar-menampar di sinetron? atau perkelahian konyol dengan ular naga ber efek dahsyat itu..? atau Jerry memasukkan dinamit ke mulut Tom.. apa itu bukan kekerasan? Tayangan kekerasan tetep tayangan kekerasan, mau itu yang ngelakuin bayi, anak kecil, orang dewasa, kakek-kakek, karakter game atau tokoh kartun, tetep aja itu sebenernya nggak cocok buat ditonton anak-anak tanpa panduan orang yang lebih dewasa.
Kalo udah gini, membahas bad-influence si Hit-Girl buat anak-anak kayanya percuma saja ketika tayangan-kekerasan di TV juga tetep dibiarin, kita udah terlanjur dikepung ama kultur kekerasan! so yang bisa kita lakuin cuma melakukan pendampingan, ngasih edukasi dan pemahaman buat adik2 kita ketika menyaksikan tayangan itu, -- atau solusi yang lebih ekstrim, jual televisi. haha-- plus nggak usah ngajak adek kecil ketika nonton Kick-Ass. -- Itu kalo kamu khawatir adik kamu tiba-tiba memakai wig warna ungu dan nge-bacok temennya -- Walaupun sebenernya, mau tanpa tayangan seperti itu pun, manusia itu emang makhluk yang diciptain udah satu paket ama kekerasan, sex dan nafsu2 lainnya.
Sementara buat gue, Kick-Ass tak lebih dari sebuah tontonan yang punya daya hibur gede.
Semua yang ada di Kick-ass adalah hal-hal yang emang pengen gue tonton! berbagai macam hal-hal dangkal yang terdapat di dalamnya + adegan nggak masuk akal seperti " gimana seorang anak kecil bisa dengan cepet mahir menggunakan senjata? " atau " kenapa Big Daddy harus melibatkan Mindy? "semakin memastikan gue, kalo ini tuh emang cuma tontonan semodel kartun Tom & Jerry ( dengan genrenya yang lain ) yang dibuat cuman buat ngilangin penat --orang di Bazooka ampe terbang, helloo?--
dan nggak akan membuat gue jadi nekat jalan-jalan pake kostum ketat lalu terjun dari tower Indosat seperti orang gila yang mati konyol di adegan opening.
Bahkan dengan modal plot predictable + adegan eksyen repetitif yang udah sering kita liat di film lain, Kick-Ass masih berhasil menghibur gue. Selain ke trengginasan Hit Girl yang imut tapi dingin itu, pemilihan soundtrack yang tepat membuat keasyikan itu menjadi berlipat. Dalam sebuah adegannya ketika Hit Girl menghajar para penjahat dengan brutal, iringan soundtrack berirama punkrock itu bener-bener ngasih gue sensasi " woaaahh this is kickin my ass!! " salah satu momen langka dimana gue menonton bisokop sambil tersenyum lebar, FUN!. Gue kaga rugi ngeluarin duit 15 rebu.
Matthew Vaughn juga udah sebisa mungkin memperhalus adegan gore-violence nya sehingga level tampilan kekerasan dalam film ini sebenernya nggak terlalu massif dan masih bisa di tolerir, --apa jadinya kalo Kick-Ass jatuh ke tangan Tarantino atau Takashi Miike??-- Sementara Chloe Moretz sendiri -walaupun masih anak kecil- gue pikir udah nyampe level memahami kalo Hit Girl tuh cuma sebatas karakter film dan apa yang dilakuin nya adalah sebuah seni peran.
Jadi, kalo kamu nonton Kick-Ass dan masih belum bisa menikmatinya, percaya deh film 'hiburan-nonsense-dangkal + tanpa makna ' model kaya gini tuh emang bukan buat kamu, segalanya akan terlihat 'salah' di matamu ketika menontonnya.Hehe
Dan jika kamu mampu menikmati 'Kick-Ass' namun disisi lain merasa miris karena ngeliat gimana seorang gadis kecil begitu enteng melakukan serangkaian tindak-kekerasan, mungkin ini waktu yang tepat buat ngelabelin film ini sebagai : 'guilty-pleasure'.
................................................
Sekarang ngomongin karakter anak kecil dan kekerasan dalam sebuah film, sebenarnya bukan hal baru. Apalagi kalo genrenya di perluas ke sinema horror atau thriller.
Naaah, setelah nonton aksi Hit Girl gue jadi teringat beberapa 'Full Violence-Kid' lainnya yang juga tak kalah sangar. JIka Hit Girl sebenernya hanya seorang anak yang 'salah asuhan' , masih labil dan di akhir film digambarin mengalami grown-personality, beberapa anak di bawah ini malah diceritain bener2 psycho.
cekidot :
5 Other 'FULL VIOLENCE-KID' in Movies'
Henry Evans ( 12 tahun ) | Macaulay Culkin dalam 'Good Son'
Deskripsi : seorang anak psychotic kesepian yang bersembunyi dibalik wajah polos dan berencana membunuh semua anggota keluarganya.
Violence : menenggelamkan saudaranya sendiri sampe tewas, menjatuhkan boneka 'Mr.Highway' dari jembatan layang dan menyebabkan kecelakaan fatal di jalan raya, Memanah anjing tetangga sampai mati, dll
Esther ( 9 tahun ) | Isabelle Fuhrmann dalam 'Orphan'
.
Deskripsi : Jangan pernah sembarangan mengadopsi seorang anak dari panti asuhan. Karena siapa tahu, dia menyimpan sebuah rahasia besar mencengangkan tentang dirinya. Esther adalah salah satunya.
Violence : dalam beberapa hal, Esther mirip Henry dalam 'Good Son' , sangat pintar memanipulasi emosi. Esther juga mampu mencelakakan bahkan membunuh orang lain demi tujuan pribadinya.
Mathilda ( 12 tahun ) | Natalie Portman dalam 'Leon : The Professional'.
Deskripsi : seorang gadis kecil yang menyaksikan dengan mata kepala sendiri keluarganya dibantai oleh sekelompok geng polisi korup, dia lalu dilatih oleh seorang pembunuh, Leon ( Jean Reno ) untuk membalas dendam.
Violence : Dikelilingi aneka tindak kekerasan memakai senjata api.
Hob ( 11 tahun ) | Gabriel Damon dalam 'Robocop 2'

Deskripsi : Hob adalah seorang bocah yang merupakan side kick dari seorang gembong narkoba 'Cain'.
Violence : Pembenci Robocop, Foul-Mouthed, drug user + Aneka tindak kekerasan memakai tangan kosong, benda tumpul, dan senjata api.
Liat gimana beringasnya Hob, mencekik Anne ( partner polisi Robocop ), divideo ini
Brett ( sekitar 14 tahun ) | Jack O' Connel dalam Eden Lake
Deskripsi : Brett adalah seorang leader dari geng anak2 ingusan yang telah membuat sepasang kekasih mengalami hari paling buruk dalam hidupnya.
Violence : Kasar, 'mulut kotor', dan sadis. Dalam salah satu adegannya, Brett mengikat Steve ( kekasih jenny ) lalu memerintahkan anak buahnya -yang semuanya berusia sekitar 10 tahun- untuk menusuki-nya sampai tewas. disturbing!
.....................................
Sebenernya masih banyak 'Full Violence-Kid in movie' lainnya, dan kamu pasti bisa dengan mudah menyebutkan hehe tapi, untuk sementara gue kasih 5 aja dulu deh soalnya cape ngetiknya :D
Anyway, ini bukan berarti gue menyukai atau mendukung kekerasan, bagaimanapun gue lebih suka ngeliat darah muncrat itu cuma tampil dalam adegan sebuah film.
This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
0 comments:
Post a Comment
Harap berkomentar yang sopan