.jpg)
THREE
( MEMORIES,THE WHEEL,GOING HOME)
Memories, directed by Kim Ji-Woon (South Korea) - dialogue in Korean
The Wheel, directed by Nonzee Nimibutr (Thailand) - dialogue in Thai
Going Home, directed by Peter Chan (Hong Kong) - dialogue in Cantonese and Mandarin
Dan, whattafuck film Three ini nyaris membuyarkan kebanggaan gue sebagai seorang penonton film Horror sejati yang selalu sukses mengalahkan film-film itu dengan berkata..’ ah cemen! cuma segitu..!!”
Gue nyaris memalingkan wajah karena takut, dan filmnya nyaris gue matiin. Damn!
Okelah, langsung aja..
Film ini adalah sebuah 3-way Split tiga orang sutradara Horror ( kim-jee-woon, Nonzee Nimibutr, Peter Ho ) dari tiga Negara ( Korea selatan, Thailand dan Hongkong ) yang berbagi film nya dalam kompilasi ini.
Film pertama ‘Memories’ tentang arwah yang kembali pulang kerumah untuk mengingatkan suaminya atas sebuah peristiwa yang dilakukannya, film ke2 ‘The wheels’ tentang boneka tradisional Thailand yang mengandung kutukan mistis, sementara film ke-3 ‘Going Home’ adalah tentang suami yang merawat istrinya yang sudah meninggal karena percaya dia akan hidup kembali. Konsep kompilasi ini sedikit mengingatkan gue pada beberapa film ‘stephen king’ atau serial film’ tales from the crypt’ yang juga menggunakan konsep seperti itu.
gue akan mereview film pertama saja ’Memories’ yang telah berhasil membuat gue sedikit takut. Sialan!
Sung-Ming adalah seorang suami yang baru saja kehilangan istrinya dan bersamaan dengan itu dia pun menderita lupa ingatan dan sering mengalami mimpi buruk. Dia lupa kemana dan kenapa sebenarnya istrinya menghilang. Dia menduga istrinya mengalami kecelakaan lalu lintas seperti bayangan yang selama ini terlintas di kepalanya. Namun dia pun merasa belum pasti. Dokter menyebutnya ‘disasosiasi mental’. Yaitu sebuah kelainan yang menimpa pasangan yang sebelumnya selalu bersama-sama, lalu salah satu dari mereka tiba-tiba menghilang. Orang yang ditinggalkan akan mengalami lupa ingatan dan kegoncangan mental. Nah, itulah yang dialami sung-Ming.
Sementara itu adegan beralih2 dengan adegan seorang perempuan muda yang sedang berusaha untuk kembali pulang menuju sebuah alamat ( kita akan langsung meng-asumsi-kan perempuan itu adalah arwah dari istri Sung-Ming ). Ketika akhirnya dia sampai ke alamat yang dimaksud, yaitu rumah suaminya dia pun berhasil mengembalikan ingatan suaminya bahwa sebenarnya dia menghilang karena dibunuh oleh Sung-ming sendiri!
Sebuah pertengkaran, membuat Sung-Ming kalap dan membunuh istrinya. Ingatannya sudah kembali. Dan kini ia berjongkok di sebuah tas besar di hadapannya. Ketika risluitng tas dibuka, tampaklah potongan-potongan tubuh istrinya berjejal memenuhi tas. Ternyata dia sendiri yang me-mutilasi istrinya!
Sutradara kim Jee-won dengan gila meggabungkan Horrror, suspense dengan thriller menjadi sebuah film singkat ( sekitar 33 menit ) yang akan mengguncangkan nyali mu ini hehe. Dalam film ini kekhasan Horror Asia dengan teknik one-stop motion nya kembali tampil, juga pilihan untuk tidak menambah efek suara adalah sebuah pilihan tepat. Film menjadi sunyi senyap sementara efek suara hanya tampil di scene2 yang tepat ketika memang dibutuhkan efek suara saja. Lalu efek kamera yang diletakkan di depan tubuh si arwah yang sepertinya artisnya berdiri di sebuah kereta roda, juga nambah efek ‘gerakan nggak wajar’ si hantu. cukup puja puji nya, film ini bagus.
Kekurangannya adalah akting sang aktor sebagai Sung Ming kurang greget dan dibeberapa adegan, gerakan-gerakan lambat yang dilakukannya sungguh klise. Dalam hal ini gue selalu bertanya-tanya tentang kenapa tokoh-tokoh dalam film horror selalu bergerak dengan lambat..? ngebuka pintu aja tangannya lama banget meraih gagangnya..?
Tapi, pokoke ini salah satu adalah film yang sudah sukses bikin gue merasa ‘takut’. Terutama adegan Sung ming membuka tas yang di dalamnya berisi potongan tubuh istrinya. Mengerikan dan realistis banget. Gue berkali2 me-rewind dan mem-pause adegan ini tepat ketika visualisasi potongan tubuh dalam tas itu tertayang, maksudnya pengen nyari cela yang bisa bikin gue tenang. Tapi tetep saja, mata mayat dan potongan tangan ( terutama jari nya yang melengkung dan patah ) itu bikin gue berkali-kali merinding. Gue terus terang udah pernah melihat mayat secara langsung ( anak kecil tenggelam di sungai ), dan mata mayat dalam film ini sama dengan mayat beneran yang pernah gue liat itu. Sakit nih penata artistiknya!
Jadi, kalian yang juga suka bermain-main dengan rasa takutmu. coba nonton film ini, dan apa komentarmu?
ratingnya adalah, ‘ applause panjang’.
0 comments:
Post a Comment
Harap berkomentar yang sopan