Nggak usah takut nantinya akan berbeda penilaian, karena justru perbedaan sudut pandang akan membuat ini semakin menarik.
Terima kasih sodara Gambir akan kontribusinya.
Langsung aja..
THE GUEST Written By Gambir
David datang pada keluarga Peterson, dia mengaku adalah teman anaknya waktu bertugas di militer (caleb), dia datang untuk menyampaikan pesan caleb betapa dia sangat mencintai keluarganya, Tak ada benda atau semacam surat wasiat yang biasanya dititipkan tokoh militer dalam film perang menjelang kematiannya hanya pesan “dia menyayangi kalian”. Keluarga Peterson pun yang awalnya merasa sedikit curiga dan aneh mulai merasa simpatik dengan sikap yang ditunjukan david. Mulai dari membantu Mr. Peterson untuk jadi manajer. Membantu anak bungsu keluarga Peterson dari bully di sekolah. Semenjak kedatangan david , keluarga Peterson lebih baik, karena harapan dari setiap anggota keluarga ini terwujud. namun disetiap terwujudnya harapan itu ada mayat-mayat bergeletakan sebagai gantinya.. What happened ??
The guest bukan untuk penikmat thriller kelas akut , mengingat disini tak ada adegan yang bisa menyegarkan mata, bahkan tak ada satupun scene memorable yang bisa menjadi buah tangan setelah kita menontonnya, no topeng, no senjata, david hanya seorang cowo dengan wajah maskulin yang memiliki latar belakang militer dengan mental gila. yupp… gila karena disatu sisi dia bisa bersikap bak peri penolong, namun juga bisa dengan entengnya nancepin pisau ke perut ibu sahabatnya.
Alasan saya menonton film ini Karena “you are next”. Sutradara yang berhasil ngerubah imej domba yang lugu dan lucu ini menjadi momok menakutkan, namun tidak seperti you are next yang membuat saya meringis dan twist yang membuat saya tersenyum lebar, the guest seperti semangkuk sup kentang tanpa toping,yang tak memberikan sensasi gigitan dimulut, hanya cocok untuk appetizer, bukan untuk menu utama.
P.S = yang jadi luke Peterson wajahnya mirip banget sama chloe moretz, apa mereka saudaraan ?
P.S.S = seharusnya Negara barat meniru system keamanan pos kamling kita, dimana dalam peraturannya tertulis “TAMU 1 X 24 JAM WAJIB LAPOR RT/ RW ”, agar kejadian seperti di the guest tak pernah terjadi
THE GUEST Written By R
Hal yang paling berhasil memprovokasi gue untuk menonton pelem ini adalah desas desus yang santer beredar bahwa pelem ini layak dijuluki “Halloween meets The Terminator”. Itu kaya gimana ya? mungkin semacam slasher dengan banyak ledakan besar. Atau mungkin cyborg yang ngebacokin orang pake piso gede? Apapun, itu pastinya keren.
Filmnya dibuka ama shot sosok seseorang yang ( dilihat dari sepatu dan tasnya adalah anggota militer ) berlari di sebuah rural area, kemudian titel tiba-tiba muncul diiringi backsound vintage-cheesy yang terdengar mengancam. Ini seperti pengumuman style pilem macam apa yang akan digunakan Adam Wingard. Dan senyum gue semakin mengembang pas tau kalo pelem ini ternyata emang sengaja memakai musik retro elektronik/synth untuk scoring dan soundtracknya . Whoa! Adam Wingard sedang membuat homage untuk pelem eksyen thriller 80/90an?!
Paruh pertamanya sendiri sangat menjanjikan. Intriguing & thrilling. Gue diajak untuk menerka nerka siapa sebenernya 'sang tamu' misterius kita. David ( Dan Stevens ) seperti pria yang akan dengan mudah diterima keluarga mana saja yang dikunjunginya. Dia kharismatik, baik dan terlihat mampu ngeberesin semua masalah. Dari mulai ngebantu masalah yg dialami Luke di sekolah, ngeberesin pacar Anna yg abusive, ngebantu karir Mr.Peterson, sampe ngebantu Ny.Peterson ngerjain pekerjaan rumah tangga nya.
Meski begitu, sejak awal ( bahkan sejak kita membaca judulnya ) kita sebenernya udah tau kalo David menyimpan sebuah rahasia besar. Entah rahasia apa itu, tapi yang jelas dibalik semua kelebihan yang udah disebutin diatas, David adalah jenis orang yg punya kapasitas buat ngelakuin sebuah extreme violence. Itu ditunjukin dengan cara yang cheesy khas film campy 80-an ketika David pada saat2 tertentu sering terlihat menatap-natap creepy, tentu saja dengan iringan musik elektro retro. Ini sebenernya ngingetin gue pada tatapan jijay Ryan Gosling di 'Drive' 3 tahun silam.
Lalu korban-korban mulai berjatuhan dan jatidiri David akhirnya terkuak, eskalasi memuncak. tapi pada titik inilah gue justru mulai garuk garuk kepala.
Kita tahu, 3 tahun lalu Adam Wingard mampu ngerubah slasher klise-medioker ( You're Next ) menjadi impresif, terutama karena ada banyak kejutan menyenangkan di bagian paruh keduanya. Nah, aslinya, gue nunggu hal yang sama. Tapi, sayang gue nggak nemuin itu disini. Semuanya begitu predictable dan lurus-lurus aja.
Tapi, ini pun membuat gue kecewa.
![]() |
yang ini ( juga kalung segitiga yang dipakai Anna sepanjang film ) dicurigai seorang pereview di sebuah blog sebagai pesan Illuminati hahaha |
![]() |
perhatiin grafitti di tembok itu |
Lalu, bagian dimana David terpaksa harus melakukan hal-hal buruk pada keluarga Peterson sendiri gagal ngasih emosi buat gue karena gue udah menduga ini sejak menit awal. Kaya yg udah gue bilang, semuanya begitu predictable.
Pendeknya, dari sebuah cheapy-thriller yang menjanjikan, The Guest berubah menjadi sebuah pelem tentang perburuan 'monster' yang medioker.
Tentunya gue akan lebih senang jika : dari sebuah cheapy-thriller yang menjanjikan, The Guest berubah menjadi sebuah pelem tentang perburuan 'monster' yang awesome. Ya, absennya kebaruan dan orisinalitas serta lemahnya jalan cerita, mestinya bisa ditutup ama aksi yang hebat atau setidaknya memorabel.
Kemudian sisi gue yang lain mencoba membantah kalo Adam Wingard nggak sedang membuat pelem aksi persis kaya yang kita liat di taun 80/90-an, dia cuma sedang membuat sebuah thriller-action versinya sendiri dengan balutan elemen retro. Dan kamu nggak perlu membuat analisa apapun, don't take it too serious, just sit and enjoy it!
Masalahnya, gue udah nyoba itu. Dan gue harus jujur kalo yang ini nggak berhasil memikat gue.
The Guest ngingetin gue pada pilem action-thriller kecil William Baldwin yang gue dapetin dari tukang rental video ( VHS ) yang dulu sering dateng di rumah. Gue nggak nemuinnya di bioskop, karena bioskop lebih milih membeli dan memutar Universal Soldier atau Cyborg.
Sayang aksi yang di tunggu-tunggu terasa kurang maksimal. Rasanya, kaya kamu menyulut mercon besar yang diperkirakan akan meledak keras, tapi hanya berakhir dengan sebuah sebuah letupan kecil. Plop! . Ya, The Guest jatuh menjadi pelem yang akan dengan mudah gue lupain.
0 comments:
Post a Comment
Harap berkomentar yang sopan