/* ----------------------------------------------- gambar halaman utama https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8mxxggri_rWcVAFI0G8-235_7CpJBZBo5V-Q4bK0Zz2Bh0F_hyphenhyphenFEOn-rlfHFrte_hSnh-YmT8fbwZfml5uiPjfVX-0WZ0baB2PFyRvEJ9xnlm8w6YYpUztwTm0hyphenhypheno9316AEOTC6gNR3B3/w300-c-h140/no-image.png https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGDdQ0EW8WyotRE7aMBv6Mcxpj8po_CtYNo9noJlwWZDAKolYw-K_kfTX40lZ7SaYJfXwb19NOWFH57hx3hVLAZ1pAlbXuiTcNG682VRi9UDGxwgflXw3dLFgNSS0FfAcgEZ-_hyzIX-Cz/s60-c/no-image.png gambar bawah artikel https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1qNMf7AqIbKwxOJY0X36CWiNDvkZGm-tULynVzgpOOkv42L4_yeiMklQRe9lO2RQUs79NimW6ZAMJkjX9LHd22bhZCdRKdU6SP1CdS8HEa_GDhId7au9y4m0Wc0iXxSIJ6haGoOVHO9g/s1600/picture_not_available.png ----------------------------------------------- */

KERAMAT (2009)


REVIEWED BY 'R'.

Story :
Sebuah tim produksi film, sedang berada di daerah Bantul Yogyakarta dalam rangka persiapan shooting film. Sutradara dan Asisten Sutradara didampingi Manager Produksi dan 2 artis utama melakukan reece, sedangkan tim behind the scene mendokumentasikan persiapan produksi ini. Mereka membawa style kota besar, memasuki daerah yang masih dianggap tabu dan keramat. Tak lama berselang, kejadian demi kejadian aneh mereka alami, sampai dimana calon pemeran utama wanita dirasuki roh halus. Dengan bantuan seorang paranormal, mereka mencoba mengusir roh halus itu, namun gagal

Melalui paranormal, mereka mengetahui alam mistis di sekitar mereka sedang berkecamuk. Kehadiran mereka justru memperburuk keadaan. Hingga puncaknya pemeran utama wanita yang kerasukan roh halus itu menghilang.

Apakah yang terjadi selanjutnya? Sebenarnya misteri apa yang terjadi?



Review :

Well akhir-akhir ini susah rasanya nonton film Indonesia tanpa ekspektasi yang rendah. Apalagi setelah serbuan film2 horror dengan judul nggak masuk akal yang melecehkan akal sehat itu.
Sepanjang ingetan gue, film horror lokal era 2000-an yang gue tonton sampe abis cuman 'Kala', 'Pintu Terlarang' dan yang terakhir 'Rumah Dara'. Film yang lain cuma gue tonton ga serius, cuma buat di ketawain :D jeleknya amit-amit!, bahkan film horror-laris kaya : 'Jelangkung', 'Kuntilanak', apa 'Pocong' kaga ada yang mampu bikin 'sentimen-negatif' gue tentang film horror-lokal memudar.

Pas nyewa film ini di rental, gue udah bersiap-siap bikin review kaya 'Psikopat', namun rasanya instant-judgement gue --yang biasanya bener-- kali ini sedikit meleset. karena ternyata setelah ditonton, filmnya 'nggak kancrut-kancrut amat'. hehe


Oke, kita langsung ke review.

'Keramat' bisa dicatat sebagai film yang pertama kali menggunakan konsep 'handheld-camera' di Indonesia. Konsep yang sama bakalan diikuti ama film 'Te[Rekam]' yang bentar lagi rilis.

Sekedar info aja, --garis besarnya--, konsep handheld-camera adalah sebuah konsep penceritaan film yang ditampilkan dari sudut pandang kamera yang di pegang seorang subyek-nya. Dari konsep ini, yang ditawarkan pembuatnya adalah kesan 'realistis' yang cenderung kasar / apa adanya karena kamera yang nggak stabil, fokus yang berantakan dll. Nah, setelah itu, harapan pembuanya tentu dapat mengajak penonton ikut merasakan dan terlibat secara emosi atas apa yang tampil di layar.



Kalo diluar sono mah konsep ini udah nggak asing, Diantara film-film luar negeri yang memakai konsep handheld-camera adalah : Blair Witch Project, Open Water, Diary of The dead, Rec, Cloverfield, Quarantine, District 9, ama Paranormal Activity..dan mungkin kamu bisa nerusin listnya. Jadi, buat kamu yang nggak bisa menikmati film-film yang gue sebutin barusan, kayanya mesti jauh-jauh dari film ini.

premisenya sederhana : Orang2 kota yang diceritain disini ( kru film ) dinilai oleh entitas alam halus di lokasi suting yang disakralkan, sebagai manusia2 penuh nafsu dan ambisi, dan akhirnya dicetusin oleh sikap mereka yang terkesan meremehkan ke-sakral-an , makhluk dari dunia lain ini --yang diwakilkan oleh arwah Nyi PramodhaWardhani-- menjadi murka dan memutuskan memberi pelajaran buat mereka.

Tema ini sama ama film pendeknya Riri Riza, 'Titisan Naya' di Antologi 'Takut : Faces Of Fear.' Hanya bedanya Keramat' dieksekusi dengan konsep 'Cloverfield' yang settingnya di pindahin ke dalam hutan Candi Boko, dan monster raksasanye di replace ama makhluk-makhluk mistis khas Indonesia.


To the point, Film ini menarik di menit-menit awal, namun boring dan ngedrop dipertengahan sampe menit2 akhir ,
namun untungnya, itu dibayar ama beberapa scene-nya yang berhasil bikin gue meringis dan terkesan. Oke, gue ngaku deeh..adegan pocong melompat-lompat --di depan handycam yang terjatuh-- kemudian 'doi' berdiri didepannya selama beberapa detik, udah berhasil ngasih gue sensasi yang sama ama apa yang gue rasain ketika ngelihat ' hantu mengetuk2 jendela' dalam 'Pengabdi Setan'. Jelas, itu sensasi yang sama sekali nggak gue dapetin dari 'Paranormal Activity'. hoho, aneh, biasanya gue kebal ama segala jenis pocong hahaha

Semua cast juga gue pikir berakting 'cukup untuk kebutuhan film'. Bahkan debutan 'Migi Parahita' juga bermain nggak mengecewakan. Nggak bakalan menangin piala Citra emang, tapi gue bilang cukup. itu aja. Sedikit 'fun stuff', konon pembuatan film ini dikerjakan tanpa memakai script. jadi 15 menit sebelum take sang sutradara hanya memberi arahan adegan yang akan diambil, --sementara urusan dialog dan apa yang dilakukan pemaennya--diserahin pada improvisasi masing-masing. Di beberapa scene, trik ini berhasil ngasih nuansa realitas yang bagus, discene lainnya cuma menghasilkan usaha 'dramatisasi / aksi-sadar-film' nan lebay dan gerakan2 nggak penting yang garing.

Satu pujian lagi gue kasih buat Monty atas keputusannya nggak masukin tokoh gembrot atau banci yang biasanya kehadirannya malah mengganggu di film-film ginian, walaupun teriakan/jeritan karakter2 dalam film ini --yang menggantikan absennya illustrasi musik di sepanjang film -- ternyata sama annoying nya hahaha asli, nih gue nyetel film dengan volume dikecilin dan tetep aja annoying.

Kritik terbesar film ini jatuh pada desain kover/poster yang buruk, sungguh membuat siapapun berfikir "Keramat' adalah film sekelas 'Genderuwo'. Desainnya bahkan sama sekali nggak berhasil ngasih tau gue kalo ini adalah film dengan konsep ' Handheld-Camera' yang raw. Tapi, okelah emang masih mending gitu sih daripada poster nipu film2nya Nayato yang sok stylish/keren, tapi filmnya kancrut haha
terus, desain opening ama closing title sama aja jeleknya ama kover, hehe malahan pas ngeliat desain opening/closingnya gue keingetan ama desain opening/closing video-penganten yang biasa gue kerjain dulu :D
Hal menyebalkan lainnya, Monty Tiwa juga keliatan berusaha membuat filmnya 'berisi' dengan memberi 'ceramah' isu keseimbangan antara manusia dan alam. dan blunder fatalnye, pesan moral yang menggelikan ini disampaikan dengan cukup eksplist dan terkesan menggurui. Pesan moral bukan hal yang pengen gue cari di sinema-horror, boss...Fail!

But, overall, terlepas dari segala kekurangannye, ditengah kepungan film2 horror Indonesia yang berakhir dengan caci maki sarkastik penonton saking keterlaluan busuknye, 'Keramat' ( seperti gue bilang di awal ) ternyata adalah film yang boleh dibilang layak tonton, Kamera yang dipegang Cungkring berhasil menjadi 'mata' dan mengajak gue ikut merasakan terror dan aura mistik-lokal-yang kental.

Gue selamet nonton sampe abis tanpa ketiduran, tanpa harus cape ngeluarin dirty-word dan mencet tombol fast-forward di remote seperti biasanya, dan bahkan bisa menikmati beberapa adegannya.

Nggak bagus-bagus amat memang, tapi jelas bukan film jelek yang pantas disandingin ama "Psikopat'. So, list film horror-lokal yang gue tonton ampe abis bertambah satu : 'Keramat'.



Akhir kata, gue cuma mau nge-rekomendasiin film ini buat kamu tonton pada sebuah malam di mana aura-mistik kamu lagi bagus,
sebelum nonton matiin lampu, taburkan kemenyan, potong ayam cemani, cipratin darahnye ke tembok, rapalkan mantra 'Lingsir Wengi'
dan tekan tombol 'PLAY'!.

Share on Google Plus

About Kanda Sorata

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment

Harap berkomentar yang sopan